Sunday, July 17, 2016

Diam

aku diam tapi kepalaku tidak.
aku melawan semua gelap yang merayapi kepala, dada, telinga.
udara, matahari bisa menyembuhkanmu kata mereka.
aku diam, tapi kepalaku tidak.
ku tepuk pelan tenggorokan. Hey, lepaskan, bernafaslah.

Tuesday, July 12, 2016

Abuse.

Sampai di menit ini, gue masih suka heran sama keberadaan gue sebagai manusia. 
Maksud gue, pertanyaan kaya ngapain sih gue ada? ngapain sih gue berhubungan sama orang-orang? Ngapain orang-orang ini di sekitar gue.
Manusia mau nyari apaan. Sampai di detik gue nulis ini, gue masih nanya. 
Gue suka takjub baca komen-komen di media, facebook, twitter - yang isinya kemarahan akan sesuatu yang mereka ga kenal. Simpati? Empati?
Kenapa manusia bisa merasa bertalian, berkaitan pada sesuatu di luar mereka.  Kalau rasa yang sifatnya positif gue masih bisa paham, karena rasanya 
"enak", tapi kemarahan? 
Gue akan nyoba nulis tanpa memperdulikan (sial, gue ga bisa nemu padanan kata "edit"). dan ngehe sekarang tiba-tiba katanya muncul gitu aja.
Edit itu sunting. hehe

Gue akan nyoba nulis tanpa memperdulikan.....susunan kata, tata bahasa (sial (lagi) - susah nemu padanan kata "grammar"), urutan, karena ini buat kepentingan gue sendiri. bukan demi konsumsi pembaca atau apa. Gue ga peduli. 

Hal yang gue ga mengerti sama diri gue sendiri: 
terobsesi sama mulan jameela, maia estianty dan keluarganya. 
dari jaman dulu banget mereka belum ada apa-apa, gue udah terobsesi, kaya nungguin sesuatu bakal terjadi sama mereka. Pas ada "kejadian", gue makin terobsesi.  bukan nge-fans terus gimana gitu sih, tapi kaya jadi obyek tontonan eksperimen sosial. dari yang laki-laki dominan - megalomania (ahmad dhani, duluuu banget  jaman masih belum jadi embek dan gue-masih-straight-banget-sis, gue suka ama dhani), perempuan pinter dan sebenarnya ga bisa nyanyi tapi bisanya jadi musisi terus ditikung partner dan partner kerjanya sendiri (maia estianty, yang akhirnya sukses solo dan ngomongnya sampai sekarang masih medok mblekethek mblekethek) dan mulan jameela dengan keanomaliannya, ganti nama pake raden terry tantri bla-bla padahal aslinya cuma wulansari, cakep tapi polos-polos odong. Dan selalu kecele kayanya. Sering saltum, salmong.
Sekarang gue malah lebih terobsesi sama fans dan haters garis keras mereka. Ada hari-hari gue beneran merhatiin si haters dan fansnya saling berantem. Haha.
haaa. AKU ANEH. 
(dan kemudian gue tercenung lagi, aneh itu definisinya apa? ga sesuai norma?)

Gue lagi dengerin Life is Free - Arkarna. Katanya are you really gonna make it happen, life is free.
Hidup itu bebas atau gratis?

Tadi gue eneg banget baca panduan "20 cara untuk membuat mentalmu tangguh". Bukan karena anjuran klisenya, tapi karena ditulis pakai bahasa Indonesia campur Bahasa Inggris.
Langsung merasa marah di baris pertama: " saat kamu menghadapi kemunduran, pikirkan ini defining moment, yang akan meng-guide kamu ke pencapaian masa depan".  Otak gue langsung teriak-teriak, SAMPAH. Bukan karena isi kalimatnya, tapi pada penggunaan defining moment dan meng-guide. Gue lebih marah lagi karena sadar gue sering melakukan hal yang sama.

Ada masa gue suka menggunakan kata "tergugu". mbuh opo artine.  Sama kaya temen gue yang hobby pakai kata "jua". Mbuh ngopo.

Gue punya 6 pekerjaan yang udah gue list tapi belum gue kerjain juga sampai sekarang. 

Kayanya segini dulu, pacar gue ngajak pulang. 
Judulnya cuma berkaitan sama lagu yang gue denger sekarang. 

Oh iya, semalam gue takut mati, gue sampai baca 5 doa. Kayanya gue takut mati karena gue ngerasa jarang berdoa sekarang.  Begok. Eh gue sakit juga deng. Makanya takut mati.